Pada tahun 1916, Joel Hildebrand, dari Universitas California
di Berkeley, menemukan bahwa kelarutan
helium lebih kecil daripada gas lainnya dalam cairan apa saja. Berdasarkan penemuan
tersebut, helium digunakan sebagai campuran oksigen untuk pernapasan penyelam
laut dalam, menggantikan campuran oksigen–nitrogen, seperti dalam udara. Jika
penyelam menggunakan udara (mengandung sekitar 78% nitrogen dan 21% oksigen),
maka nitrogen akan larut dalam darah.
Hal itu terjadi karena kelarutan gas
dalam cairan berbanding lurus dengan tekanan.
Sebagaimana Anda ketahui, tekanan
di kedalaman lebih besar daripada tekanan di permukaan. Nah, ketika penyelam
kembali ke permukaan, maka nitrogen yang tadi larut dalam darah akan keluar
membentuk gelembung, mirip seperti ketika botol minuman soda dibuka. Hal ini
menimbulkan rasa sakit yang luar biasa yang dikenal dengan istilah bends (membungkuk, karena penderita
akan membungkukkan badannya karena kesakitan). Bends dapat dicegah jika digunakan campuran helium-oksigen, karena
helium kurang larut dalam darah. Selain itu, nitrogen pada tekanan tinggi akan
memberikan efek narkosa, yang akan mempengaruhi penyelam dalam mengambil
keputusannya, sehingga sering terjadi kecelakaan akibat kecerobohan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar