“Manusia telah dijadikan (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan aku
perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku.” (QS. Al-Anbiya [21] : 37).
Mengapa kita sering tergesa-gesa
ketika beribadah. Sholat kita kerjakan tak lebih dari dua menit. Sedangkan makan di warteg bisa kita habiskan
hingga satu jam lebih. Kita sering mengulur waktu untuk membayar hutang, namun
begitu memaksa ketika berdoa kepada-Nya. Meminta segunung doa dan keinginan
kita, segera dikabulkan detik itu juga. Menyedihkan!
Ketergesaan hanya akan melahirkan
keputusasaan. Bisa membuat orang berhenti dari berdoa, dan hasil akhirnya
adalah kefuturan. Tergesa-gesa adalah sifat manusia yang hendak mendahului
takdir. Sikap ini juga, seringkali menghinggapi ibadah-ibadah kita, sarana kita
meminta dan memohon. Dan keadaan ini dapat kita kenali pada hal-hal berikut.
Terlalu mengejar target
Misalnya,
terihat ketika menjalani ibahda puasa di bulan Ramadhan. Ketika menjalani
ibadah ini, yang di dalamnya juga kita disunnahkan mendirikan sholat tarawih
dan qiyamul lail ataupun membaca Al-Qur’an, kita dapati kebanyakan dari kita
tergesa-gesa. Kita tidak memperhatikan kesempurnaan berdiri, rukuk, dan sujud yang
kita lakukan, seperti juga tidak terlalu peduli tentang kesempurnaan tajwid
dari ayat-ayat Al-Qur’an yang kita baca.
Terjebak pada cara instan
Perkembangan
dunia yang semakin maju, menjadikan sesuatu yang dahulu bisa diselesaikan dalam
waktu sebulan, hari ini hanya butuh dua atau tiga hari saja. Begitu juga dengan
memberikan materi keIslaman yang dibuat dengan ringkas dan padat.
Padahal,
seorang Abdullah bin Mas’ud yang terkenal cerdas, harus mempelajari Al-Baqarah
selama 10 tahun. Ini menunjukkan bahwa belajar agama tidak bisa instan.
Lelah menunggu jawaban
Berdoa
adalah ibadah yang disyariatkan kepada kita, tetapi jawabannya adalah hak Allah
swt. Jika ternyata jawaban itu belum datang, hendaknya kita berprasangka baik
kepada-Nya. Mungkin kita belum ikhlas, atau barangkali masih ada dosa yang
belum kita taubatkan kepada Allah.
Melakukan di sisa waktu
Bagi
kita yang dihadapkan dengan kerja yang padat dan aktivitas yang selalu berburu
waktu, seringkali kita menunaikan ibadah secara terburu-buru. Entah bersegera
melakukannya agar tidak terlambat bekerja atau mengakhirkannya di ujung waktu
yang tersisa karena memprioritaskan pekerjaan yang belum selesai.
Mari
kita mengoreksi diri, seberapa tergesa ibadah kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar