Jumat, 26 Juli 2013

MENJADI KAYA MENURUT ISLAM



“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan sholat, dan juga menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”
(QS an-Nur [24] : 37)

Didalam Islam, menjadi kaya tidak dilarang. Bahkan dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa banyak armada perang Rasulullah SAW yang dibiayai oleh sahabat-sahabat rasul yang kaya raya. Sebut saja Abu Bakar as Shiddiq, Umar ibn Khattab, Usman bin Affan, Abdurrahman bin Auf. Semuanya tak tanggung-tanggung dalam memberikan bantuan untuk membiayai logistik perang.

            Islam pun mencintai kaum mukmin yang kuat, baik secara fisik, mental, pikiran hingga kuat dalam segi finansial. Sehingga adalah hal aneh bila kemudian mukmin dilarang kaya, karena dikhawatirkan akan melenakan mereka.

Bukanlah harta yang melenakan, melainkan sikap mental yang tidak siap dengan harta yang sedemikian banyak hingga menenggelamkan hati mereka kepada kecintaan terhadap harta benda dan dunia. Ingatlah pesan Imam Ali ra. Yang menyebutkan cukuplah harta berada dalam genggaman (kekuasaan) saja, tidak perlu sampai masuk ke dalam hati. Berikut dibawah ini beberapa rambu yang bisa menjadi pedoman kita, bagaiman caranya menuntut harta dengan baik, sehingga berkah dan jauh dari laknat Allah SWT.

                
 Carilah Rezeki dari yang halal

Carilah rezeki yang halal dalam hidup, karena dengan kekayaan yang halal akan menenteramkan hati kita juga. Sebaliknya, jika kita tidak mendapatkannya dengan sesuatu yang halal, maka biasanya akan membuat hidup kita di masa yang akan datang menjadi penuh masalah dan beban moral di kemudian hari.
Harta yang halal akan mendatangkan keberkahan. Keberkahan di dunia lebih-lebih lagi buah keberkahan yang akan dirasakan nanti diakhirat.

Menyambung tali silaturahmi

Sering-seringlah berkunjung ke sanak saudara, baik saudara dekat maupun saudara jauh, karena silaturahmi akan melancarkan pintu rezeki bagi setiap umat yang menjalaninya. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rezekinya, atau ditunda umurnya, maka hendaknya ia bersilaturahmi” (Muttafaqun ‘alaih)

Bekerja saat Pagi Hari

Ini mungkin mengingatkan kita dengan petuah orang-orang tua dahulu. Bangunlah di saat pagi hari, carilah rezekimu ketika matahari mulai terbit. Agar rezekimu tidak dipatok ayam. Walau terdengar seperti guyonan, namun ajaran moral yang terkandung di dalamnya sangat tinggi. Kita dianjurkan untuk bersegera beraktivitas di pagi hari, terutama sesusai sholat Subuh. Karena saat itu, banyak malaikat Allah yang berdoa di langit, untuk hamba Allah yang telah bangun dan menunaikan Sholat Subuh di awal waktu.
Saat pagi hari adalah saat yang tepat untuk memulai mencari rezeki, karena pada saat itu kita dalam kondisi segar dan bersemangat. Sehingga bisa secara optimal mengurai setiap celah-celah rezeki yang telah Allah sebar ke seluruh penjuru negeri.

Bekerja mencari rezeki dengan hati yang Qanaah

Apa itu Qanaah? Artinya merasa cukup. Apakah cukup itu sama di antara sekian banyak orang? Belum tentu. Dengan demikian setiap orang bisa menafsirkannya sesuai dengan kebutuhan standar dan perencanaan untuk jangka ke depan. Yang pasti, qanaah di sini diartikan sebagai bentuk menahan diri untuk tidak diliputi ambisi yang menjadi-jadi sehingga bisa merubah menjadi serakah.
Kita harus mengingat, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Ketika ambisi sudah membuka pintu keserakahan, maka hilang semua keberkahan. Karena yang ada hanyalah pemenuhan kebutuhan yang tiada habisnya. Yang pada akhirnya mampu mengubah seseorang mendaji zhalim dalam tindakan berangkai berupa menunda, menahan, mengambil hak orang lain bahkan sampai kepada tindakan menjegal.
Ketahuilah, sesuatu yang instan yang didapat dengan cara yang sangat cepat, itu jarang sekali yang bertahan lama, ataupun sering mengalami kegagalan. Maka, carilah rezeki itu dengan hati yang tulus, ikhlas, dan senang. Janganlah terlalu berambisi, karena orang yang sangat berambisi cenderung dapat berbelok ke jalan yang tidak benar dan menghalalkan segala cara. Ibarat ilmu, semua butuh proses dan pengalaman.

Bertaubat dari segala perbuatan dosa

Taqwa mengundang rezeki, maksiat menghambatnya. Begitulah, saat kita mulai merasa sedang berkubang maksiat, segeralah bertaubat kepada ampunan Allah. Tiada yang bisa mendatangkan manfaat, selain Allah. Dan tiada pula yang dapat mencegah kebangkrutan kecuali atas izin Allah Swt.
Jauhkanlah diri dari perbuatan yang dilaknat oleh Allah. Jika kita bertaubat, maka Insya Allah pintu rezeki pun juga dapat terbuka lebar. Jika kita memiliki hati yang lurus, perbuatan yang lurus, maka proses menjadi kaya pun juga menjadi lurus.

Membayar zakat dan sedekah

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS Al Baqarah [2] : 276). Firman Allah tersebut jelas menunjukkan bahwa sedekah sangat bernilai harganya. Sedekah kepada orang lain bernilai 10, kepada orang yang kita kenal bernilai 100, kepada sanak saudara 1000. Sering-seringlah sedekah dan melaksanakan zakat. Semakin kita banyak memberi, maka insya Allah kita juga akan semakin banyak menerima rizki dari-Nya.

Mensyukuri segala nikmat

“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” (QS Ibrahim : 7). Ayat tersebut bermakna bahwa kita hendaknya senantiasa mensyukuri nikmat dan rezeki yang telah diberikan Allah kepada umatnya. Rezeki, baik itu banyak ataupun sedikit jumlahnya, harus senantiasa kita syukuri dan nikmati segala nikmat yang kita punya. Sungguh kenikmatan yang diberikan oleh-Na sangat banyak dan sangat berarti, dan kita sebagai manusia wajib untuk mensyukurinya. Namun, menjadi hal yang sangat menyedihkan bila sudah hidup pas-pasan, namun syukur pun jarang dilakukan.

Jangan Suka Marah


Jangan suka marah, nanti cepat tua!” Mungkin kita sering mendengar nasihat seperti itu. Ternyata nasihat itu ada benarnya juga, lho.
Marah adalah luapan emosi yang wajar dan bisa dialami semua orang. Hanya saja, cara meluapkan amarah setiap orang berbeda-beda. Ada yang sampai meledak-ledak, berteriak, tapi ada pula yang hanya diam dengan raut wajah tegang dan cemberut. Apa pun bentuk luapannya, marah tetap saja merugikan kesehatan kita. Kenapa?

Pada saat kita marah, darah akan mengandung banyak hormon adrenalin. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal ini akan dilepaskan ke dalam darah ketika ada rangsangan emosi (marah, cemas, atau stres). Akibatnya, denyut jantung akan bertambah cepat, nafas tersenggal-senggal, dan tekanan darah kita pun akan meningkat. 
 
Pada saat marah, otak kita juga akan mengeluarkan hormon stres (kortisol, kortikosteroid, katekolamin). Padahal, hormon-hormon tersebut dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh kita pun akan mudah terserang penyakit.

Pada saat marah otot-otot wajah kita akan mengalami ketegangan. Jadi, bila kita sering marah, wajah kita pun akan terlihat tegang, berkerut, dan tampak jelek dibandingkan kalau kita tersenyum atau tertawa.

Menurut penelitian, marah ternyata juga dapat menguras cadangan vitamin C dalam tubuh kita sekitar 2.500 mg. Wow, jumlah ini setara dengan 5 kg jeruk, lho ! padahal, fungsi vitamin C adalah sebagai antioksidan yang antara lain berguna mencegah penuaan dini. Itu sebabnya, orang yang suka marah-marah sering dibilang akan cepat tua, karena kandungan vitamin C dalam tubuhnya banyak berkurang.

Favorit Pembaca Info Pendek

SEJARAH PEMIKIRAN MANUSIA TENTANG TUHAN

Pemikiran Barat atau manusia primitive              Proses perkembangan pemikiran manusia tentang tuhan menurut teori evolusionisme ada...